Kepala Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida mengatakan Gunung Merapi sudah memuntahkan ratusan kali awan panas sepanjang proses erupsinya pada tahun ini. “Total awan panas yang dikeluarkan Merapi dari 1 Januari hingga 12 Agustus 2021 ini sebanyak 373 kali ke arah barat daya dan sebagian ke tenggara,” kata Hanik di Yogyakarta, Jumat 13 Agustus 2021.

Awan panas terbesar terjadi pada 27 Januari 2021 ke arah sungai Boyong (barat daya) dengan jangkauan 3,5 kilometer. Sedangkan awan panas ke arah Sungai Gendol (tenggara) yang terbesar terjadi 25 Juni 2021 lalu dengan jangkauan tiga kilometer.

Hanik mengatakan aktivitas erupsi Merapi belum ada tanda-tanda penurunan sejak statusnya dinaikkan dari Waspada menjadi Siaga per 5 November 2020 silam. Bahkan dari amatan BPPTKG justru mulai 6 Agustus lalu mulai terjadi peningkatan eskalasi kejadian awan panas dan guguran dari Merapi.

“Dalam minggu ini saja, awan panas yang dikeluarkan sebanyak 28 kali. Luncuran awan panas itu jika dirata-rata masih sebanyak empat kali dalam sehari dengan jarak luncur maksimal 3,5 kilometer,” ujar Hanik.

Kejadian guguran lava pijar, dia menambahkan, rata-rata 287 kali per hari dengan jarak luncur maksimum dua kilometer. Tak hanya itu, Hanik membeberkan ada gejala baru yang teramati dari aktivitas Merapi sebulan terakhir. Yakni adanya pergeseran arah guguran kubah dari barat daya gunung itu dari semula menyasar hulu Kali Boyong menjadi ke arah Kali Bebeng.

Dari rangkaian erupsi Gunung Merapi sepanjang tahun ini, yang persisnya mulai terjadi sejak 4 Januari 2021, BPPTKG mencatat erupsi efusif Merapi kali ini berbeda dengan erupsi efusif Merapi sebelumnya. Hal ini dipicu dua pusat erupsi yang berasal dari kubah lava bagian barat daya dan kubah lava bagian tengah.

Kubah lava bagian barat daya Merapi saat ini terus tumbuh volumenya menjadi 1,83 juta meter kubik dengan laju pertumbuhan 13 meter kubik per hari. Sedangkan volume kubah bagian tengah tumbuh sebesar 2,81 juta meter kubik dengan laju pertumbuhan 18 ribu meter kubik per hari.

“Berdasarkan pemodelan, jika kubah lava barat daya sudah mencapai volume sebesar 3 juta meter kubik itu nanti longsor, maka akan menimbulkan awan panas ke sungai Bebeng, Boyong, Krasak dan Putih sejauh maksimal lima kilometer,” kata Hanik.

Bandingkan dengan ancaman kubah lava bagian tengah. Hanya dengan volume sebesar 1 juta meter kubik, kata Hanik, namun jika kubah lava itu longsor juga bisa memicu awan panas dengan jangkauan lima kilometer.

Pada periode 15 April hingga 6 Agustus, BPPTKG mendeteksi mulai terjadi peningkatan aktivitas vulkanik cukup signifikan di Gunung Merapi di mana saat itu deformasi puncak mencapai sekitar 14 sentimeter per hari dan seismisitas internal sebesar 500 kali per hari. Data pemantauan ini menunjukkan adanya tambahan suplai magma dari dalam perut Merapi yang intens.

By admin