Pandemi Covid-19 mengharuskan anak-anak bersekolah jarak jauh, tentunya dengan mengandalkan gawai. Kondisi ini membawa dampak positif maupun negatif. Namun, sampai saat ini penggunaan gadget pada usia dini banyak menimbulkan dampak negatif atau kerap disebut kecanduan gadget.
Dokter spesialis anak Yuni Astria dalam Cerita Cantika Episode 46 “Anak Sehat, Anak Kuat” bersama Cantika.com, Jumat, 23 Juli 2021, menjelaskan ciri-ciri anak yang sudah dikategorikan kecanduan gawai, antara lain anak cenderung merasa lesu, tidak bergairah, stres, gelisah bahkan tidak melakukan kewajibannya.
“Kalau sudah remaja, anaknya cenderung emosional, agresif karena merasa hidupnya cuma untuk gadget ketika diganggu atau ada masalah, dia merasa tidak bisa menyelesaikan jadi upayanya adalah agresif, emosional, sulit mengendalikan diri,” kata dia.
Ada juga remaja yang kecanduan jadi suka menyendiri dan tidak bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Jika gejala tersebut muncul pada anak yang masih balita atau umur enam sampai sepuluh tahun, Yuni menyarankan untuk melakukan terapi bermain yang dilaksanakan oleh tim khusus. Sementara untuk remaja, perlu terapi perilaku.
Orang tua berperan penting untuk meminimalisasi kondisi ini dengan memberi contoh. Cobalah untuk menghindari memakai gawai di depan anak.
“Kalau me time usahakan nggak ada gadget biar anak tidak meniru dan anak merasa diperhatikan dan dihargai,” kata dia.
Penggunaan gadget tidak bisa sepenuhnya dihentikan, karena anak-anak masih membutuhkannya terutama selama pandemi. Selain masalah adiksi gawai, anak-anak juga menghadapi ancaman kesehatan mata karena terlalu lama melihat layar.
Yuni mengatakan banyak keluhan tentang mata, misalnya yang tidak rabun jauh jadi rabun jauh, minus bertambah, atau sering iritasi karena mata kering.
“Untuk mencegahnya, memang ada namanya prinsip dua puluh, yaitu setelah melihat gadget 20-30 menit, istirahatkan matanya minimal 6 detik untuk melihat jarak dua meter. IDAI juga menyarankan kalau sudah sekolah daring 1 jam istirahat dulu,” jelas Yuni.
Tak lupa, perhatikan jarak pandangan antara gadget dan mata, posisikan jarak minimal tiga puluh sentimeter. Hindari memakai gadget dengan satu posisi yang tidak berubah, cobalah sesekali ganti dengan posisi menyeder atau tengkurap dan tidak disarankan berbaring.
Yuni juga mengatakan, anak usia di atas dua tahun sebaiknya dibatasi hanya boleh melihat layar gawai selama total 1 jam dalam satu hari, sementara di atas 5 tahun boleh dua jam.
SITI HAJAR SUWARDI