TEMPO.CO, Jakarta – Time Travel atau perjalanan melintasi waktu menjadi salah satu kisah yang paling sering diadopsi oleh para sutradara film modern. Dilansir dari Space.com, terdapat setidaknya 400 film yang memuat kata Time Travel dalam judulnya. Berbagai film tersebut menjual cerita mengenai perjalanan waktu dengan berbagai versinya tersendiri. Pertanyaannya, apa penjelasan yang paling masuk akal?

Melansir dari laman resminya, National Aeronautics and Space Administration (NASA) menyatakan bahwa perjalanan waktu mungkin untuk dilakukan. Beberapa bukti yang diajukan NASA adalah kecepatan gerak jam yang berada di pesawat dan roket. Gerak jam yang berada di pesawat dan roket berbeda dengan gerak jam di Bumi. Hal tersebut dipengaruhi oleh dilatasi waktu yang terjadi ketika pesawat dan roket lepas landas. Singkatnya, teori perjalanan waktu yang terjadi di film bisa terjadi di dunia nyata.

Lebih lanjut, NASA sendiri mempunyai peralatan yang memungkinkan manusia merasakan perjalanan waktu. Alat tersebut bukanlah mesin waktu, melainkan teleskop. Teleskop NASA yang biasa digunakan untuk melihat bintang ternyata memiliki cara kerja yang sama dengan perjalanan waktu.

Cahaya bintang yang berada sangat jauh dari bumi memerlukan jutaan tahun untuk bisa sampai ke Bumi. Oleh karena itu, bintang yang dilihat dengan menggunakan teleskop NASA merupakan bintang yang sama, tetapi berada pada masa lalu. Artinya, meneropong angkasa dengan menggunakan teleskop NASA sama halnya dengan meneropong masa lalu yang berada jutaan tahun di belakang manusia.

Secara saintifik, perjalanan waktu dapat dijelaskan dengan teori relativitas Albert Einstein. Menurut Einstein, ruang dan waktu sebenarnya saling terhubung. Selain itu, Einstein juga menjelaskan bahwa waktu di Bumi memiliki batas: tidak ada yang bisa bergerak lebih cepat daripada kecepatan cahaya, yakni 186.000 mil per detik. Dalam konteks perjalanan waktu, teori Einstein tersebut bermakna satu hal: Semakin cepat manusia bergerak, semakin lambat waktu yang bekerja padanya.

Teori Einstein ini telah diuji coba oleh beberapa ilmuwan fisika. Hasilnya pun menunjukkan bahwa teori tersebut terbukti bisa dilakukan. Salah satunya adalah pengujian yang tercatat dalam Young Scientist Journal. Penelitian yang melakukan pemodelan miniatur black hole, salah satu entitas di alam semesta yang disinyalir mampu mewujudkan fantasi perjalanan waktu, menemukan bahwa perjalanan waktu mungkin untuk dilakukan. Hanya saja, pengujian yang terbatas itu baru sampai pada kesimpulan bahwa perjalanan waktu masuk akal untuk dilakukan secara teori dan dalam skala mikro saja.

NASA juga pernah melakukan percobaan terkait dengan Time Travel. Dilansir dari laman resminya, NASA mencoba menghitung kecepatan gerak waktu yang terjadi di Bumi dengan di pesawat terbang. Percobaan tersebut menunjukkan bahwa waktu berjalan lebih lambat di pesawat daripada di Bumi. Mengacu pada teori relativitas Einstein, hal tersebut terjadi karena pesawat bergerak lebih cepat.

NAOMY A. NUGRAHENI

By admin